Menerima Kesembuhan
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 5 Mei 2024
"Ada apa dengan wajahku?" Tanya
seorang wanita dalam batinnya. Ketika pujian dan penyembahan sedang
berlangsung, dia merasakan aliran listrik merambat dari bahu ke wajahnya.
Lantas wajahnya terasa seperti ditarik dan dikencangkan. Namun, dia tidak bisa
melihat wajahnya sendiri sehingga dia hanya merabanya dan memastikan bahwa wajahnya
masih aman tanpa luka.
Karena penasaran dengan wajahnya, selama
perjalanan pulang dengan motor, dia mencoba berkaca di kaca mobil yang lewat di
sebelah kanan kirinya. Pikirnya, "Tidak ada masalah. Apa yang terjadi
tadi?" Kita tidak diberi kemampuan melihat wajah kita sendiri.
Wajah kita biasa dilihat oleh orang lain. Seharusnya kita pun lebih sering
melihat wajah orang lain daripada wajah kita sendiri. Maka, dia pun
bertanya-tanya, "Apa yang terjadi tadi?"
Setiba di rumah dia pun bercermin dan
bergumam, "Tidak ada masalah." Lalu tiba-tiba dia teringat pada
perkataan pak Robert sebelum ibadah, "Masalahnya ada pada isi kantong..."
Saat itu dia membatin, "Duit?" Tak lama berselang pak Robert
sudah melanjutkan perkataannya, "Ponsel. Ini yang selalu ada di kantong
kalian dan bisa mengganggu ibadah..." Namun, wanita itu berpikir bahwa dia
tidak pernah meletakkan ponsel di kantongnya.
Lantas wanita itu tersadar dan tersenyum
sendiri, "Ouw... masalahnya memang ada di kantong, yaitu kantong
mata." Ah, baginya hal ini bukan masalah. Bukankah hari ini diadakan
ibadah kesembuhan dan bukan ibadah kecantikan? Kantong mata tuh masalahnya
Beauty... xixixi... Oke lha, mari kita pulihkan The Beast.
Namun, benar sih kata memenya, "Kamu
ini kurang tidur." Hehehe... dia sempat diajaknya mengikuti kursus online
agar makin produktif. Namun, dia menjawab bahwa dia sudah terlalu produktif...
wkwwkw... Beberapa hari lalu dia mengikuti pelatihan ISO 9001 dan 14001 lalu
menemukan bahwa ISO bukan hanya memperhatikan keselamatan kerja secara fisik,
tetapi juga memperhatikan kesehatan jiwa, seperti stres.
Lalu dia berdoa, "Tuhan, hanya Engkau yang mengetahui betapa lelahnya aku. Tolong pindahkan aku ke zona nyaman. Jika terus begini, aku bisa stres. Tugasku ini terlalu banyak. Kapan selesainya? Aku perlu liburan." Eh, keesokan harinya salah satu teman baiknya tiba-tiba meneleponnya, "Mau ikut tur ke Dieng?" Dia pun langsung menerima ajakannya... hahaha... Tuhan paham ISO... iso-iso wae... bisa-bisa saja ya... Ah, di hari ultah temannya nanti dia mau mengunjungi Pintu Langit dan Kahyangan di atas awan.
Lantas sepulang ibadah dia langsung tidur
dan tak sanggup membuka matanya yang lelah, tetapi dia masih bisa
mendengar suara-suara di sekitarnya. Dia pun teringat pada masa silam. Saat itu
dia mengunjungi sepupunya yang baru merintis karir di ibukota.
Karena biaya hidup yang sangat tinggi, dia
dan suaminya harus kos di pemukiman kumuh. Lantainya terbuat dari kayu. Mamanya
tak tega melihat keadaannya, tetapi dia bertahan di sana dan meyakinkan mamanya
bahwa nantinya dia bisa membeli rumah di ibukota.
Kini, impiannya sudah terwujud. Dia mampu
membeli rumah besar di ibukota. Dia juga mencukupkan kebutuhan seisi rumahnya.
Pembantunya pun diberi gaji UMR dan hak cuti 12 kali setahun, seperti pegawai
kantor. Jika mengingat perjuangan awalnya, sungguh patutlah dia mendapatkan
semua itu.
~ Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. ~
Ketika mengunjungi cece sepupunya yang
masih berada di awal karirnya itu, dia pun tidur-tiduran di lantai kayu rumah
kos tersebut. Mulanya dia masih mendengar sanak saudaranya berbincang-bincang,
tetapi tiba-tiba dia sudah tak sadarkan diri.
Ketika terbangun, dia menyadari bahwa dia
baru saja tertidur lelap di atas lantai kayu yang kasar dan berpasir. Jadi,
kalau sudah sangat lelah, manusia hidup pun bisa tidur tanpa alas kasur yang
empuk... wkwwkw... Alas kayu pun terasa seperti kasur di hotel. Hal yang
sama juga dialaminya pada saat sedang berkemah. Dia bisa tidur lelap sekalipun
hanya beralas kardus dan koran. Dia baru terbangun ketika hujan turun dengan
derasnya hingga menerobos tendanya tanpa izin.
Sayangnya, keponakannya berbeda. Ketika
harus berkemah, dia tak bisa tidur sehingga sakit. Katanya dia tak bisa tidur
karena temannya mendengkur dan banyak binatang aneh, seperti kecoa, kupu-kupu,
dan kodok. Memang sih setiap orang baru bisa tidur jika merasa aman. Nah, rasa
aman hanya ada di dalam Yesus.
AMAN ~
GMS Living Worship
Verse 1: Hari berganti, waktu berlalu. Namun, Kau tak pernah tinggalkanku.
Dalam suka bahkan dalam duka, Kau selalu ada besertaku.
Verse 2: Walau cobaan datang menghadang, Kau s'lalu jadikanku pemenang. Tak
pernah sedikitpun kuragu akan kuasa-Mu Yesus.
Chorus: Hidupku aman, aman di dalam-Mu Tuhan, yang s'lalu beriku kekuatan
hadapi segala rintangan yang datang menghadang. Hidupku tenang, tenang
bersama-Mu Tuhan, yang s'lalu menuntun langkahku dari kemuliaan sampai
kemuliaan.
Bridge: Aman, di dalam-Mu aku aman. Di tangan-Mu aku aman sebab Engkaulah
perisaiku. Tenang, bersama-Mu aku tenang kar'na Kau s'lalu besertaku, Yesus.